Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2008

Islamku Menangis

  Oleh : Uswatun Hasanah Add caption Lihatlah fenomena yang menjulang tinggi di sekitar kita. Sebuah gambaran hakikat agama Islam sudah pudar di kalangan masyarakat. Terasa hambar dan hampir sirna ditelan zaman modern ini. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak seiring dengan kemajuan umat Islam. Pantaskah kita masih berpangku tangan dan tertawa sekeras- kerasnya menikmati itu semua? Sedangkan Islam sudah enggan bersahabat dengan negeri ini. Berbagai problematika yang terjadi dan hangat diperbincangkan di kalangan publik. Kisah aliran sesat Ahmadiah belum terselesaikan saat ini, padahal pemerintah sudah menetapkan aturan penghapusan aliran Ahmadiah di Indonesia . Selain itu, yang paling mengerikan yaitu banyak orang yang mengaku diri sebagai Nabi yang mendapat wahyu dari Allah SWT ., dan mengubah syahadat. Sungguh tragis zaman ini. Berbagai situs di internet memuat ajaran- ajaran sesat yang dapat mempengaruhi akal pikiran manusia. Tidak berguna lagi semua penjelasa

Kalau Gak Beda Gak Enak

Oleh : Ali Nurdin MASIH ingat kerusuhan bernuansa SARA Mei 1998 yang menewaskan sedikitnya 1000 orang? Berlanjut di Timor- Timur , Poso , Ambon, Sambas dan sebagainya. Disusul penangkapan Ustad Roy (sholat dengan dwi bahasa) di Jawa Timur , penangkapan pengikut Madi di Sulawesi Tengah, penangkapan pengikut sekte Sholat Bersiul di Sulawesi Barat , penangkapan Aliran Al- Qur’an Suci, Aliran Lia Aminuddin, terakhir pengusiran jama’ah Ahmadiyah diberbagai daerah dan pembubaran sekte Al Qiyadah Al Islamiyah dimana Ahmad Mushodiq mengklaim dirinya sebagai Nabi. Dapat dikatakan wacana ini sudah basi. Karena sudah gak aktual. Tapi saya mencoba meninjaunya dari sudut berbeda. Menurut saya, peristiwa di atas terjadi karena ketidaksiapan kita menerima perbedaan. Biar bagaimanapun perbedaan selalu ada dan tidak akan pernah hilang dari kehidupan. Sebagaimana dalam firman Allah SWT, “Dan kalau Allah menghendaki niscaya Allah menjadikan mereka satu umat (saja), tetapi Dia memasukkan orang-or

Belajar Bersama Lingkungan

Oleh: Ma'rif Fatullah Musim hujan telah tiba. Banyak hal yang perlu dipersiapkan agar hidup berjalan sesuai dengan konsep kemanusiaan dan kealaman. Dari kedua itu memiliki cara tersendiri dalam berhubungan. Taruh misalnya, hubungan manusia dengan manusia yang menggunakan prinsip-prinsip kesetaraan. Tidak ada subyek maupun obyek. Keharusan yang ada adalah egaliter (kesetaraan) sehingga akan melahirkan hubungan timbal balik. Begitupun dengan alam. Kita tidak tahu secara pasti, apa mereka berhubungan antar masing-masing komponen. Komponen yang dimaksud di sini bisa berupa air, bebatuan, tanah, fosil-fosil dan benda-benda yang memiliki kandungan kimia fisika. Mungkin saja dalam berhubungan antar komponen, mereka menjalankan nilai kesetaraan, sehingga di atas tanah yang lapang bisa kita manfaatkan sebagai tempat tinggal, bercocok tanam, beternak. Satu hal yang sering kita lupakan bahwa muculnya fenomena-fenomena alam seperti gempa, banjir, tanah longsor di satu sisi sebagai cara ala