Langsung ke konten utama

Judul-Judul Skripsi Pendidikan Matematika

Berikut Judul-Judul Skripsi Pendidikan Matematika yang bisa digunakan sebagai refrensi dalam menyusun skripsi. judul-judul dibawah ini bisa di dapatkan lengkap dengan isi mulai dari bab I sampai Bab Terakhir. lebih hematnya semua kumpulan Judul berbagai jurusan di kemas dalam 1 Keping DVD berisi 1500 Lebih file skripsi. dapat kan segera. lihat cara pemesanan skripsi

Berikut Judul Skripsi Pendidikan Matematika 


  1. JOB SHOP SCHEDULING PROBLEM DAPAT DISELESAIKAN DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK, DAN PEMILIHAN MENGGUNAKAN MUTASI SEDERHANA DENGAN LOCAL SEARCH MUTATOR
  2. PERSEPSI GURU MATEMATIKA TERHADAP PELAKSANAAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK) MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SMA NEGERI
  3.  PENYELESAIAN PERSAMAAN NON-LINEAR METODE BISEKSI DAN METODE REGULA FALSI MENGGUNAKAN CARA KOMPUTASI
  4.  PENGAMANAN PESAN RAHASIA MENGGUNAKAN ALGORITMA KRIPTOGRAFI ELGAMAL ATAS GRUP PERGANDAAN ZP
  5. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI LAYANAN INFORMASI JADWAL SHALAT DAN ARAH KIBLAT BERBASIS SMS
  6. APLIKASI LOGIKA MATEMATIKA  PADA PENYUSUNAN JARINGAN LISTRIK
  7.  HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECERDASAN, MOTIVASI BERPRESTASI, DAN KEBIASAAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA
  8. PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN TEMATIK PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI
  9. PENERAPAN METODE LATIHAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS I SMP NEGERI I TALIWANG SUMBAWA BARAT PADA POKOK BAHASAN SEGITIGA
  10. PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP ADVENT VII JAKARTA 
  11. PERBANDINGAN HASIL BELAJAR PANGKAT RASIONAL ANTARA SISWA YANG MENDAPAT PETA KONSEP DAN UMPAN BALIK DENGAN YANG MENDAPAT PETA KONSEP TANPA UMPAN BALIK 
  12. TINGKAT PENGUASAAN OPERASI HITUNG PADA BILANGAN PECAHAN MURID KELAS VI SDN
  13. ANALISIS MASALAH-MASALAH PEMBELAJARAN SAINS  DAN  PEMECAHANNYA  DI KELAS 1 SMP NEGERI 15 MATARAM DILIHAT DARI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
  14.  EFEKTIFITAS BIMBINGAN BELAJAR PADA SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA (SAINS) DI KELAS I SDN
  15.  HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR, SIKAP MANDIRI, DAN KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRETASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SLTP NEGERI 1
  16.  PEMBELAJARAN MATEMATIKA  DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI SE-KECAMATAN WANASABA
  17. PENGARUH PENERAPAN KBK TERHADAP PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN METEMATIKA SISWA KELAS I MTS
  18. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS  INQUIRI UNTUK MENINGKATAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA KONSEP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN KELAS VIII SMPN ….
  19. PENERAPAN STRATEGI PETA KONSEP DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV SDN 09 MATARAM TAHUN PELAJARAN 20052006
  20. PENGARUH PENERAPAN SISTEM PENILAIAN PORTOFOLIO TERHADAP KETUNTASAN BELAJAR SISWA BIDANG STUDI SAINS KELAS V SDN 31 AMPENAN
  21. PENGARUH PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SISWA BERORIENTASI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN KETERCAPAIAN KKM (KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL) IPA BIOLOGI SISWA KELAS VII SMPN 12 MATARAM TAHUN PELAJARAN
  22.  PENGARUH PENGUASAAN MATERI ”PECAHAN” TERHADAP KEMAMPAUN SISWA MENYELESAIKAN PERHITUNGAN HARTA WARIS DALAM ILMU FARAID DI KELAS XI 
  23.  PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN TIPE THINK PAIR SHARE DENGAN DISKUSI KELOMPOK
  24. PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN TIPE THINK PAIR SHARE DENGAN DISKUSI KELOMPOK MATA PELAJARAN SAINS PADA KELAS V SDN
  25. PERBANDINGAN METODE  EKSPOSITORIK DENGAN HEURISTIK DALAM MENINGKATKAN DAYA SERAP BELAJAR SISWA KELAS I DI SMPN
  26. PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR SISWA ANTARA YANG MENERAPKAN DENGAN YANG TIDAK MENERAPKAN PEMBELAJARAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS XI
  27. PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) DAPAT MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII-A M.TS
  28. STUDI PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA BIDANG STUDI MATEMATIKA POKOK BAHASAN RUANG DIMENSI TIGA DI KELAS X
  29. APLIKASI LOGIKA MATEMATIKA PADA PENYUSUNAN JARINGAN LISTRIK
  30.  PERBANDINGAN HASIL BELAJAR PANGKAT RASIONAL ANTARA SISWA YANG MENDAPAT PETA KONSEP DAN UMPAN BALIK DENGAN YANG MENDAPAT PETA KONSEP TANPA UMPAN BALIK (STUDI PADA SISWA KELAS I MAN GODEAN T.A. 2003-2004)
  31.  PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP ADVENT VI
  32. TINGKAT PENGUASAAN OPERASI HITUNG PADA BILANGAN PECAHAN MURID KELAS VI SDN
  33. PENERAPAN METODE LATIHAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS I SMP NEGERI

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perkembangan Afeksi Pada Remaja

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja merupakan salah satu periode kehidupan yang dimulai dengan perubahan biologis pada masa pubertas dan diakhiri dengan masuknya seseorang ke dalam tahap kedewasaan. . Menurut Singgih perkembangan adalah proses perubahan dalam pertumbuhan pada suatu waktu sebagai fungsi kematangan dan interaksi dengan lingkungannya . Menurut H. Werner perkembangan lebih menujukkan pada perubahan dalam satu arah da bersifat tetap. Perkembangan juga diartikan sebagai ”peruibahan-perubahan yang dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau kematangannya (maturation) yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan, baik menyangkut fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah)”. Perkembangan merupakan perubahan psikofisik sebagai hasil dari proses pematangan fungsi psikis dan fisik pada remaja yang ditunjang oleh factor lingkungan dan proses belajar dalam waktu tertentu. Dimana pada perkembangan afeksi remaja ini ju

“ SIFAT DAN RUANG LINGKUP ILMU POLITIK”

Ilmu politik dapat di bedakan dengam ilmu social lain sejauh hal tersebut berkenan dengan wujud pengawasan atau kekuasaan di dalam masyarakat. Max webar memandang organisasi atau perkumpulan sebagai politk “ bila dan hanya apabila penyelenggaraan tatanan politik di laksanakan secara berkesinambungan dengan penggunaan paksaan terhadap anggota-anggota dalam batas teritorialnya. Ilmu politik dapat di bedakan dengam ilmu social lain sejauh hal tersebut berkenan dengan wujud pengawasan atau kekuasaan di dalam masyarakat. Max webar memandang organisasi atau perkumpulan sebagai politk “ bila dan hanya apabila penyelenggaraan tatanan politik di laksanakan secara berkesinambungan dengan penggunaan paksaan terhadap anggota-anggota dalam batas teritorialnya. Dalam beberapa tahun terakhir ini, kajian ilmu politik lebih di pusatkan pada hubungan-hubungan dan pola-pola intraksi individu dan politik juga lebih di pandang sebagai satu aspek dari prilaku manusia di dalam batas-batas lingkungannya Seb

KONSEP KETUHANAN

1. Dinamisme Dinamisme merupakan transide dari bahasa yunani yaitu dynamis yang berarti kekuatan. Menurut paham ini bahwa masyarakat akan mempunyai keyakinan bahwa benda-benda yang berada di sekelilingnya bisa mempunyai kekuatan bathin yang misterius, biasanya ini terjadi pada masyarakat primitif pemberian nama terhadap kekuatan batin yang misterius , berbeda di masing –masing Negara sesuai dengan bahasa mereka namun tujuan adalah sama yaitu tertuju pada kekuatan bathin itu atau di sebut mana. Mana merupakan sesuatu yang tidak dapat di lihat yang nampak hanyalah efeknya saja dalam artian dia ada tapi tidak bisa kita lihat. Mana itu ada yang baik ada yang buruk, paham dinamisme mensejajarkan agar mengambil mana yang baik-baik dan menjahui mana yang lebih buruk karena itu dapat menimbulkan mudarat, kalau kita perhatikan pada saat-saat sekarang ini bahwa “mana” itu sudah mulai pudar di karenakan banyak pemikiran intelek dan juga ke primitifan dari masyarakat itu sudah mulai berkurang di k