Makalah Sosiologi Islam Terbaru
PENDAHULUANA. Latar belakang
Dalam lapisan sosial kita mengenal adanya dua sifat lapisan masyarakat, yaitu lapisan masyarakat tertutup dan terbuka. Dari kedua sifat lapisan masyarakat inilah yang pada akhirnya juga menentukan bentuk gerak sosial (mobilitas sosial) masyarakatnya. Pada masyarakat tertutup, bentuk mobilitas sosialnya cenderung bersifat horizontal. Di mana gerak individu dan kelompok-kelompok sosial yang ada di dalamnya sebatas pada peralihan individu dari satu objek ke objek lainnya atau dari satu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya. Sedangkan pada masyarakat terbuka, mobilitas sosialnya cenderung bersifat vertikal yaitu perpindahan yang dilakukan oleh individu atau kelompok sosial dalam hal kedudukan yang tidak lagi sederajat.
Dalam sistem lapisan masyarakat terbuka, kedudukan apa yang hendak dicapai, semuanya tergantung pada usaha dan kemampuanindividu atau kelompok itu sendiri. Sifat terbuka ini juga dapat mendorong dirinya untuk mencapai kedudukan yang lebih tinggi dan lebih terpandang dalam masyarakat. Meskipun demikian, dalam kenyataan sehari-hari hampir tidak ada masyarakat yang sifat sistem lapisannya mutlak tertutup, dimana sama sekali tak ada gerak sosial yang vertikal. Suatu contoh adalah masyarakat dengan sistem kastadi India. Walaupun gerak sosial vertikal hamper tidak tampak, namun sebenarnya tetap ada proses tersebut. Seorang warga dari kasta Brahmana yang berbuat kesalahan besar dapat turun kastanya kekasta yang lebih rendah. Di lain pihak, betapa pun terbukanya sistem lapisan dalam suatu masyarakattidak mungkin gerak sosial yang vertikal dapatdilakukan dengan sebebas-bebasnya, karena dalammasyarakat selalu ada hambatan dan kesulitan-kesulitan, misalnya birokrasi, biaya, tradisi, danlain-lain.
B. Tujuan
Melalui pembahasan mobilitas sosial dalam Islam ini, mahasiswa diharapkan dapat terdorong hati dan pikirannya untuk menganalisa berbagai peristiwa yang menyangkut perubahan ataupun kemajuan masyarakat Islam di wilayah tempat tinggal sekitarnya.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Mobilitas Sosial
Secara penulusuran bahasa (etimologi) Mobilitas Sosial diambil dari bahasa Inggris mobile-mobility yang berarti “gerakan” dan kata social yang berarti “kemasyarakatan”. Dan Mobilitas Sosial didefenisikan secara rinci sebagai pergerakan/perubahan yang terjadi di kalangan masyarakat yang disebabkan karena adanya interaksi sosial di antara masyarakat tersebut, perubahan tersebut meliputi perubahan status sosial, perubahan tingkat kecerdasan juga perubahan moral. Pada dasarnya mobilitas sosial merupakan pembahasan mengenai perubahan sosial yang dikemukakan oleh sosiologi Barat.
Tipe-tipe mobilitas sosial yang prinsipil ada 5 macam, yaitu mobilitas horizontal, mobilitas vertical, mobilitas antargenerasi, mobilitas intragenerasi, dan mobilitas geografis. Untuk jelasnya pahamilah uraian mengenai tipe-tipe mobilitas tersebut:
1. Mobilitas Horizontal, yaitu peralihan status sosial seseorang atau sekelompok orang dalam tingkatan (level) yang masih sederajat.
2. Mobilitas Vertikal, yaitu peralihan status social seseorang atau sekelompok orang pada lapisan social yang berbeda dari sebelumnya. Mobilitas Vertikal ini terbagi 2, yaitu:
- Mobilitas Vertical Naik (Social Climbing), yaitu peralihan status sosial kepada lapisan sosial yang derajatnya lebih tinggi dari sebelumnya.
- Mobilitas Vertical Turun (Social Sinking), yaitu peralihan status sosial kepada lapisan sosial yang derajatnya lebih rendah dari sebelumnya (merosot).
3. Mobilitas Antargenerasi, yaitu peralihan status social yang terjadi di antara dua generasi atau lebih dalam satu keturunan. Dalam mobilitas ini bisa saja mengalami mobilitas vertical naik atau bahkan vertical turun.[1] Mobilitas Antargenerasi ini sendiri juga memiliki 2 bentuk, yaitu:
a. Mobilitas Intragenerasi, yaitu peralihan status social yang terjadi dalam satu generasi yang sama. Peralihan mobilitas disini bisa naik, bisa juga turun, bisa juga sederajat. Misalnya: Fiza dan Firman adalah kakak beradik yang bekerja pada satu perusahaan, Fiza sebagai karyawati sedangkan Firman sebagai direktur.
b. Mobilitas Intergenerasi, yaitu peralihan status sosial yang terjadi antara generasi yang berbeda namun tetap dalam satu keturunan. Misalnya:
5. Mobilitas Geografis, yaitu peralihan status social yang disebabkan adanya perubahan domisili atau perpindahan tempat tinggal (transmigrasi). Contohnya: orang yang berasal dari pedesaan yang merantau ke perkotaan kemudian menuai kesuksesan.
B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Mobilitas Sosial
Setelah kita memahami beberapa jenis mobilitas social yang terjadi di sekitar kita, ada baiknya kita juga membahas factor-faktor yang mempengaruhi terjadinya mobilitas social tersebut. Adapun beberapa factor yang mempengaruhi mobilitas social tersebut antara lain:
1. Status Sosial Bawaan
Setiap manusia dilahirkan dalam status social yang dimiliki orang tuanya. Dan sudah menjadi sifat alamiah manusia untuk berusaha mengubah hidupnya menjadi lebih baik. Maka manusia tersebut berusaha dan mencari cara agar status sosialnya mengalami mobilitas social yang naik (social climbing).
2. Kondisi Ekonomi
Banyak orang yang hidupnya serba kekurangan (ekonomi lemah), maka orang tersebut mencari penghidupan yang lebih baik ke daerah tempat tinggal yang baru. Di daerah tempat tinggal yang baru dia mendapatkan penghidupan dan penghasilan yang baik. Dengan penghasilannya yang mapan tersebut kini dia dipandang baik oleh masyarakat dan dia digolongkan ke dalam strata orang kaya.
3. Situasi Politik
4. Pertambahan Penduduk (Demografi)
5. Petualangan (life adventure)
Komentar
Posting Komentar