Langsung ke konten utama

Mengikuti Organisasi Kampus

Ok teman, kalau rabu (12/06/2013) kemarin, kita sudah membahas bagaimana pentingnya memantapkan diri sebelum meimilih jurusan sesuai diinginkan, baik dengan cara mendiskusikan dengan teman, meminta pendapat guru di sekolah, maupun pertimbangan prospek kedepan, dalam menjamin masa depan dan memudahkan mendapatkan pekerjaan. Pada ulasan kali ini, sebagai mantan mahasiswa yang juga pernah merasakan pahit manisnya kehidupan sebagai mahasiswa di Perguruan Tinggi (PT).

Dengan kondisi ekonomi yang hampir terbilang bukan pas-pasan lagi, melainkan bisa disebut di bawah standar, kere tidak memiliki banyak duit, atau bahasa kerenya kaum akademisi dan aktivis kampus bisa disebut dengan sebutan mahasiswa miskin kota. Meski begitu saya bisa tetap eksis hidup di Kota, hanya bermodalkan pergaulan dan pertemanan. Eit tapi jangan salah sangka, pertemanan yang saya maksud, salah satunya dengan ikut bergabung dengan Unit Kegiatan mahasiswa (UKM) intra maupun ekstra kampus.

Untuk teman calon mahasiswa, memasuki dan belajar di PT,jelas sangat jauh berbeda dengan belajar di bangku sekolah, yang tempo hari pernah saya dengar dari guru saya, kalau sekolah jangan hanya 5 D, alias datang, duduk manis, diam, dengar dongol lagi...he....he...he.....tidak semua siswa begitu kok, buktinya banyak siswa yang cerdas dan proaktif selama duduk
http://www.fileskripsi.com/#_
di bangku sekolah. Belajar di PT, kita dituntut proaktif dan lebih maandiri, baik dalam berfikir, bersikap, bertutur kata maupun mendapatkan ilmu pengetahuan.

Dosen hanya sebatas berfungsi sebagai fasilitator, mitra dan teman berdiskusi mengenai berbagai kesulitan yang dihadapi selama menempuh studi di PT. Itu artinya untuk mendapatkan pengetahuan tambahan dan lebih mendalah, kalau hanya mengandalkan dari dosen tentu tidak akan maksimal. Selebihnya kita dituntut memiliki insiatif sendiri mencari sendiri. Hasil penelitian juga membuktikan dari 100 persen pengetahuan dimiliki mahasiswa 30 persen didapatkan dari bangku kuliah, sisanya 70 persennya didapatkan dari luar.

Salah satunya bisa didapatkan di organisasi intra maupun ekstra kampus, di organisasi kampus, banyak hal bisa didapatkan. Selain menabah jaringan dan perteman, organisasi juga mengajarkan kita untuk belajr mandiri, mengelola dan membuat kegiata, belajar saling menghargai dan menghormati perbedaan dengan sesama teman berbeda suku, agama, maupun ras (Sara), termasuk belajar bagaimana menjadi seorang pemimpin menghadapi dan menyelesaikan berbagai persoalan.

Semua ilmu tersebut, tidak akan pernah didapatkan di bangku kuliah. Karena itu kalau ada mahasiswa maupun teman calon mahasiswa, yang memandang organisasi mengganggu aktivitas perkuliahan. Justru dengan berorganisasi semakin memantapkan keilmuan kita miliki setelah keluar dari PT. Jelas merupakan sebuah kekeliruan besar yang mesti harus dirubah.

Kalau mau jujur tanpa bermaksud merendahkan, teman-teman calon mahasiswa nantinya bisa membandingkan antara mahasiswa yang selama di PT aktif dalam kegiatan organisasi, dengan mahasiswa yang kerjanya hanya kuliah, terutama pas keluar dari kampus.

Mahasiswa yang selama di PT kerjaanya kuliah dan meski menyandang predikat cumlaud, setelah wisuda, paling hanya bisa berharap jadi PNS, guru honorer, kalau tidak begitu paling memilih kawin sebagai pelarian, khususnya bagi cewek. Sementara teman mantan mahasiswa yang selam kuliah proaktif ikut organisasi, memiliki jaringan pertemanan lebih luas, berpeluang mendapatkan pekerjaan lebih menjanjikan, kuat dan tegar menghadapi kerasnya kehidupan dan cobaan, sebab sebelumnya pernah di tempa di organisasi.

Nah sampai di sini, saya berharap ulasan singkat mengenai pentingnya ikut organisasi selama menjadi mahasiswa, bisa sedikit membuka wawasan dan pengetahuan teman calon mahasiswa sekalian ketika sudah berkecipung di PT sebagai mahasiswa, supaya tidak menyesal nantinya. Pepatah bijak mengatakan “pengalaman adalah guru paling berharga dalam kehidupan”. Bersambung.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perkembangan Afeksi Pada Remaja

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja merupakan salah satu periode kehidupan yang dimulai dengan perubahan biologis pada masa pubertas dan diakhiri dengan masuknya seseorang ke dalam tahap kedewasaan. . Menurut Singgih perkembangan adalah proses perubahan dalam pertumbuhan pada suatu waktu sebagai fungsi kematangan dan interaksi dengan lingkungannya . Menurut H. Werner perkembangan lebih menujukkan pada perubahan dalam satu arah da bersifat tetap. Perkembangan juga diartikan sebagai ”peruibahan-perubahan yang dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau kematangannya (maturation) yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan, baik menyangkut fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah)”. Perkembangan merupakan perubahan psikofisik sebagai hasil dari proses pematangan fungsi psikis dan fisik pada remaja yang ditunjang oleh factor lingkungan dan proses belajar dalam waktu tertentu. Dimana pada perkembangan afeksi remaja ini ju

Embrio Pada Tumbuhan

BAB I PENDAHULUAN  A. Latar Belakang Tumbuh tumbuhan berawal dari embrio, embrio akan muncul karena adanya pembuahan dan polinasi. Kormus yang sudah memperlihatkan diferensiasinya dapat kita lihat seperti: akar,batang daun,semua itu terbentuk dari embrio,dimana embrio tersebut akan berkembang menjadi tumbuhan,tumbuhan yang dewasa akan menghasilkan bunga,dan kemudian menjadi buah melalui proses polinasi.sedangkan pembuahan merupakan pristiwa peleburan antar sel telur yang terjadi pada kandung lembaga dengan suatu inti yang berasal dari serbuk sari. Sudah jelas dalam proses pertumbuhan dan perkembangan diawali dengan polinasi, kemudian tahap pertahap membentuk zigot dan kemudian berkembamg menjadi embrio. Biji dibatasi sebagai embrio, yang merupakan embrio sporofit diploid belum dewasa yang berkembang dari zigot, dikelilingi oleh jaringan nutrisi dan dilindungi kulit biji. Secara umum embrio terdiri dari akar yang disebut radikula , meristem pucuk apical yang disebut epikotil

KONSEP KETUHANAN

1. Dinamisme Dinamisme merupakan transide dari bahasa yunani yaitu dynamis yang berarti kekuatan. Menurut paham ini bahwa masyarakat akan mempunyai keyakinan bahwa benda-benda yang berada di sekelilingnya bisa mempunyai kekuatan bathin yang misterius, biasanya ini terjadi pada masyarakat primitif pemberian nama terhadap kekuatan batin yang misterius , berbeda di masing –masing Negara sesuai dengan bahasa mereka namun tujuan adalah sama yaitu tertuju pada kekuatan bathin itu atau di sebut mana. Mana merupakan sesuatu yang tidak dapat di lihat yang nampak hanyalah efeknya saja dalam artian dia ada tapi tidak bisa kita lihat. Mana itu ada yang baik ada yang buruk, paham dinamisme mensejajarkan agar mengambil mana yang baik-baik dan menjahui mana yang lebih buruk karena itu dapat menimbulkan mudarat, kalau kita perhatikan pada saat-saat sekarang ini bahwa “mana” itu sudah mulai pudar di karenakan banyak pemikiran intelek dan juga ke primitifan dari masyarakat itu sudah mulai berkurang di k